aku belum berjuang

Apa yang nak dipertikaikan hati seorang umi? Cintanya sungguh luar biasa. Semua orang tahu akan hakikat itu. Namun lebih luar biasa hati umi para syuhada. Jauh di sudut hati ALLAH jua yang tahu. Saban hari tanpa rasa berat hati, umi para syuhada di bumi palestine melepaskan mujahid-mujahid kecilnya untuk menjaga di sempadan Gaza.Rindu dendam di sembunyikan pada hati kecilnya. Ya ALLAH, keindahan tawakal pada Mu menguatkan mereka. Aduh..jauh sungguh aku. Cukup perit untukku. Wahai ibu para syuhada indahnya cintamu, kuatnya hatimu dan besarnya pengorbanan cintamu.

Setelah melepaskan 3 orang mujahidnya untuk bersiap siaga di sempadan gaza, lahir lagi mujahid baru dari rahimnya. Biarpun mujahid awalnya tidak kembali , rindu dendamnya dibalut dengan keindahan tawakal biarpun melahirkan mujahid yang lain pasti akan dilepaskan jua seperti anak-anaknya yang telah syahid. Hingga si ibu para syuhada sudah tidak bisa melahirkan lagi.. Setelah kehabisan usahanya namun si ibu tidak menganggap itu usaha. Bahkan apa yang keluar dari bibir hati si ibu syuhada ini..ana belum berjuang, hanya dapat mengahantar anak-anak ku ke medan sana.

Ya ALLAH, wahai ibu mujahid, setelah habis anak-anak mu syahid kau lepaskan pergi, masih lagi kau katakan kau tidak berjuang..cukup..cukup..cukup..parah..parah hati ku kian parah hebat sungguh pengorbanan mu wahai ibu para syuhada. aku tidak layak menjadi saudara mu. aku membiarkanmu. Bahkan tidak semurni hatimu. Jangan kata melahirkan, menikah pun aku belum tempuhi sedangkan menikah itu telah dijanjikan rahmat ALLAh yang luas. Bilakah bisa ku bisikkan ke rahimku seruan-seruan Allah kepada mujahid ku serta menemani anakku solihin untuk sama-sama berjuang. Ya ALLAH yang lebih tahu yang terbaik. Murahkanlah rezki ku jika tiada rezki para mujahid singgah di rahim ku sebelum menemui syahid, muarhkankanlah rezkiku ya ALLAH agar bisa ku jaga lebih ramai mujahid.